Latest topics
Most Viewed Topics
Top posters
Anaknemo (771) | ||||
Batavia_Aquatic (706) | ||||
Admin (641) | ||||
Adminjava (404) | ||||
indra nyimak (364) | ||||
erms (302) | ||||
rheinhard (295) | ||||
syedjilani (276) | ||||
Giest (273) | ||||
rully chank (183) |
Sekilas tentang ikan sidat
2 posters
Page 1 of 1
Sekilas tentang ikan sidat
[You must be registered and logged in to see this image.]
Ikan Sidat (ordo Anguilliformes) adalah kelompok ikan yang memiliki tubuh berbentuk menyerupai ular. Ikan ini masuk dalam Ordo Anguilliformes, yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Kebanyakan hidup di laut namun ada pula yang hidup di air tawar.
Ikan sidat temasuk ke dalam famili Anguillidae dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan banyak nama daerah. Beberapa nama daerah tersebut antara lain ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng, denong, mengaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus (Jawa). Dalam bahasa Inggris disebut Giant mottled Eel.
Di dunia terdapat 350 jenis ikan sidat, 6 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Namun demikian hanya 2 jenis yang sering dibudidayakan, yaitu sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing (anguilla bicolor).
Pergerakan ikan sidat sangat tergantung pada liak-liuk tubuhnya yang panjang dan licin. Tubuh ikan sidat diselubungi lendir dan mempunyai sisik-sisik kecil berbentuk panjang, dan tersusun tegak lurus pada poros panjangnya. Susunan sisik ini biasanya membentuk gambar mozaik seperti anyaman bilik. Sirip pada bagian dubur menyatu dan berjari-jari lemah. Sirip dada yang terdiri dari 14 – 18 jari-jari sirip. Warna punggung kecoklatan kehitaman dan warna bagian perut kuning hingga perak.
Ikan sidat mengalami metaformosis dalam daur hidupnya. Pada stadium larva (glass ell), sidat hidup di laut bentuknya seperti daun melebar dan tembus cahaya. Pada stadium elver, ikan sidat banyak ditemukan di daerah muara sungai. Panjang tubuhnya 5-7 cm dan masih tembus cahaya. Para nelayan biasa memanfaatkannya untuk bahan baku pembuatan teri atau terasi.
Gambar 1. Sketsa metamorfose glass eel
Pada saat dewasa kondisi tubuh ikan sidat sudah siap beruaya ke laut untuk melakukun pemijahan. Untuk ikan sidat Eropa, pada stadium ini tubuh ikan sidat sudah mengandung cadangan lemak 25-29%. Cadangan lemak ini bermanfaat sebagai sumber energi selama beruaya, karena selama itu ikan sidat tidak melakukan aktivitas makan.
Habitat
Ikan sidat tumbuh diperairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa setelah itu ikan sidat dewasa akan beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang dan berangsur-angsur terbawa arus kerperairan pantai. Ikan sidat yang mencapai stadia elver akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai. Ruaya anadromus larva ikan sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan ruaya larva ikan sidat mulai pada awal musim hujan akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Pada ekosistem aslinya ikan sidat termasuk ke dalam strata hewan karnivora pada rantai makanan. Diperairan umum ikan sidat memakan berbagai hewan khususnya organisme benthik seperti crustaceae (udang dan kepiting), polichaeta (cacing, larva chironomus) dan bivalvia serta gastropoda. Ikan sidat aktif malakukan aktivitas makan pada saat malam hari (nocturnal).
Larva Ikan sidat hidup pada lingkungan yang mempunyai karakteristik fisik sebagai berikut : Suhu, benih ikan sidat lokal, A. marmorata tumbuh baik pada suhu berkisar antara 29 – 31 oC. Salinitas, salinitas yang baik untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 0 – 3 ppt. Oksigen Terlarut (DO), kandungan oksigen terlarut minimal yang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 3 – 4 ppm. pH , pH optimal untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 7 – 8.
Reproduksi
Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan sidat di perairan tawar hanya dapat mencapai TKG II (menurut klasifikasi Cassi) atau dengan nilai GSI 1-2 %. Nilai GSI ikan sidat betina ketika akan bereproduksi dapat mencapai 60 % pada panjang tubuh 70-80 cm dan berat tubuh 700 – 1.200 gram. Telur yang dihasilkan mencapai 5 – 10 juta.
Ikan sidat betina lebih menyukai hidup di perairan tawar sedangkan ikan sidat jantan lebih menyukai untuk hidup di perairan payau. Jenis kelamin ikan sidat dipengaruhi oleh densitas suatu daerah. Pada saat densitas tinggi jenis kelamin sidat mengarah ke kelamin jantan sedangkan jika denisitas rendah jenis kelamin sidat mengarah ke kelamin betina.
Kandungan Gizi
Daging ikan sidat mempunyai kandungan vitamin A sebanyak 4.700 IU/100g lebih tinggi dari daging ikan sarden, babi dan mentega yang mempunyai kandungan vitamin A di bawah 2.000 IU/100g. Ternyata kandungan vitamin A dari hati ikan sidat sangat tinggi dan bisa mencapai 15.000 IU/100g. Perbandingan vitamin A yang terkandung dalam tubuh ikan sidat dengan babi dan ikansarden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kandungan Vitamin A
No Jenis Kandungan Vit. A (IU/100 g)
1 Sidat 4.700
2 Hati Sidat 15.000
4 Sarden 60
5 Mentega 1.900
Selain vitamin A ternyata kandungan DHA dan EPA dari daging ikan sidat jauh lebih tinggi dari ikan salmon dan tenggiri. Kandungan DHA dan EPA ikan sidat bisa mencapai 1.337mg/100g untuk kandungan DHA dan 742 mg/100g untuk kandungan EPA. Kandungan tersebut jauh lebih tinggi dari kandungan DHA dan EPA dari ikan salmon yang hanya mencapai 820 mg/100g untuk DHA dan 492 mg/100 g untuk EPA. Perbandingan kandungan DHA dan EPA dari ikan sidat, salmon dan tenggiri dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kandungan DHA dan EPA (mg/100g)
No Jenis Ikan DHA EPA
1 Sidat 1.337 742
2 Salmon 820 492
3 Tenggiri 748 409
Benih
Benih ikan sidat yang dibudidayakan di Tambak BLUPPB Karawang terdiri dari dua jenis yaitu : Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor . Kedua jenis ikan sidat ini diharapkan dapat mewakili dua habitat asli ikan sidat yaitu Anguilla marmorata mewakili perairan di daerah Sulawesi dan Anguilla bicolor mewakili perairan di daerah Selatan Jawa. Anguilla marmorata yang dibudidayakan di Tambak BLUPPB Karawang berasal dari daerah Tatelu (Sulawesi Utara) dan Poso (Sulawesi Tengah) sedangkan Anguilla bicolor berasal dari daerah selatan pulau Jawa.
Secara penampakan fisik Anguilla marmorata dapat dibedakan dengan Anguilla bicolor terutama pada bagian punggung dan perut. Anguilla marmorata mempunyai warna kulit punggung hitam dan bercorak (kembang) dengan bagian perut putih. Sedangkan untuk Anguilla bicolor mempunyai warna kulit punggung hitam dengan bagian perut berwarna putih kekuningan.
Ikan sidat sudah terpisah secara seksual. Perbedaan fisik antara jantan dan betina dapat terlihat setelah ikan sidat sudah mencapai ukuran dewasa dimana pejantan mempunyai mata lebih lebar dari betina pada ukuran panjang, berat dan usia yang sama.
Ikan Sidat (ordo Anguilliformes) adalah kelompok ikan yang memiliki tubuh berbentuk menyerupai ular. Ikan ini masuk dalam Ordo Anguilliformes, yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Kebanyakan hidup di laut namun ada pula yang hidup di air tawar.
Ikan sidat temasuk ke dalam famili Anguillidae dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan banyak nama daerah. Beberapa nama daerah tersebut antara lain ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng, denong, mengaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus (Jawa). Dalam bahasa Inggris disebut Giant mottled Eel.
Di dunia terdapat 350 jenis ikan sidat, 6 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Namun demikian hanya 2 jenis yang sering dibudidayakan, yaitu sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing (anguilla bicolor).
Pergerakan ikan sidat sangat tergantung pada liak-liuk tubuhnya yang panjang dan licin. Tubuh ikan sidat diselubungi lendir dan mempunyai sisik-sisik kecil berbentuk panjang, dan tersusun tegak lurus pada poros panjangnya. Susunan sisik ini biasanya membentuk gambar mozaik seperti anyaman bilik. Sirip pada bagian dubur menyatu dan berjari-jari lemah. Sirip dada yang terdiri dari 14 – 18 jari-jari sirip. Warna punggung kecoklatan kehitaman dan warna bagian perut kuning hingga perak.
Ikan sidat mengalami metaformosis dalam daur hidupnya. Pada stadium larva (glass ell), sidat hidup di laut bentuknya seperti daun melebar dan tembus cahaya. Pada stadium elver, ikan sidat banyak ditemukan di daerah muara sungai. Panjang tubuhnya 5-7 cm dan masih tembus cahaya. Para nelayan biasa memanfaatkannya untuk bahan baku pembuatan teri atau terasi.
Gambar 1. Sketsa metamorfose glass eel
Pada saat dewasa kondisi tubuh ikan sidat sudah siap beruaya ke laut untuk melakukun pemijahan. Untuk ikan sidat Eropa, pada stadium ini tubuh ikan sidat sudah mengandung cadangan lemak 25-29%. Cadangan lemak ini bermanfaat sebagai sumber energi selama beruaya, karena selama itu ikan sidat tidak melakukan aktivitas makan.
Habitat
Ikan sidat tumbuh diperairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa setelah itu ikan sidat dewasa akan beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang dan berangsur-angsur terbawa arus kerperairan pantai. Ikan sidat yang mencapai stadia elver akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai. Ruaya anadromus larva ikan sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan ruaya larva ikan sidat mulai pada awal musim hujan akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Pada ekosistem aslinya ikan sidat termasuk ke dalam strata hewan karnivora pada rantai makanan. Diperairan umum ikan sidat memakan berbagai hewan khususnya organisme benthik seperti crustaceae (udang dan kepiting), polichaeta (cacing, larva chironomus) dan bivalvia serta gastropoda. Ikan sidat aktif malakukan aktivitas makan pada saat malam hari (nocturnal).
Larva Ikan sidat hidup pada lingkungan yang mempunyai karakteristik fisik sebagai berikut : Suhu, benih ikan sidat lokal, A. marmorata tumbuh baik pada suhu berkisar antara 29 – 31 oC. Salinitas, salinitas yang baik untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 0 – 3 ppt. Oksigen Terlarut (DO), kandungan oksigen terlarut minimal yang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 3 – 4 ppm. pH , pH optimal untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 7 – 8.
Reproduksi
Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan sidat di perairan tawar hanya dapat mencapai TKG II (menurut klasifikasi Cassi) atau dengan nilai GSI 1-2 %. Nilai GSI ikan sidat betina ketika akan bereproduksi dapat mencapai 60 % pada panjang tubuh 70-80 cm dan berat tubuh 700 – 1.200 gram. Telur yang dihasilkan mencapai 5 – 10 juta.
Ikan sidat betina lebih menyukai hidup di perairan tawar sedangkan ikan sidat jantan lebih menyukai untuk hidup di perairan payau. Jenis kelamin ikan sidat dipengaruhi oleh densitas suatu daerah. Pada saat densitas tinggi jenis kelamin sidat mengarah ke kelamin jantan sedangkan jika denisitas rendah jenis kelamin sidat mengarah ke kelamin betina.
Kandungan Gizi
Daging ikan sidat mempunyai kandungan vitamin A sebanyak 4.700 IU/100g lebih tinggi dari daging ikan sarden, babi dan mentega yang mempunyai kandungan vitamin A di bawah 2.000 IU/100g. Ternyata kandungan vitamin A dari hati ikan sidat sangat tinggi dan bisa mencapai 15.000 IU/100g. Perbandingan vitamin A yang terkandung dalam tubuh ikan sidat dengan babi dan ikansarden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kandungan Vitamin A
No Jenis Kandungan Vit. A (IU/100 g)
1 Sidat 4.700
2 Hati Sidat 15.000
4 Sarden 60
5 Mentega 1.900
Selain vitamin A ternyata kandungan DHA dan EPA dari daging ikan sidat jauh lebih tinggi dari ikan salmon dan tenggiri. Kandungan DHA dan EPA ikan sidat bisa mencapai 1.337mg/100g untuk kandungan DHA dan 742 mg/100g untuk kandungan EPA. Kandungan tersebut jauh lebih tinggi dari kandungan DHA dan EPA dari ikan salmon yang hanya mencapai 820 mg/100g untuk DHA dan 492 mg/100 g untuk EPA. Perbandingan kandungan DHA dan EPA dari ikan sidat, salmon dan tenggiri dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kandungan DHA dan EPA (mg/100g)
No Jenis Ikan DHA EPA
1 Sidat 1.337 742
2 Salmon 820 492
3 Tenggiri 748 409
Benih
Benih ikan sidat yang dibudidayakan di Tambak BLUPPB Karawang terdiri dari dua jenis yaitu : Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor . Kedua jenis ikan sidat ini diharapkan dapat mewakili dua habitat asli ikan sidat yaitu Anguilla marmorata mewakili perairan di daerah Sulawesi dan Anguilla bicolor mewakili perairan di daerah Selatan Jawa. Anguilla marmorata yang dibudidayakan di Tambak BLUPPB Karawang berasal dari daerah Tatelu (Sulawesi Utara) dan Poso (Sulawesi Tengah) sedangkan Anguilla bicolor berasal dari daerah selatan pulau Jawa.
Secara penampakan fisik Anguilla marmorata dapat dibedakan dengan Anguilla bicolor terutama pada bagian punggung dan perut. Anguilla marmorata mempunyai warna kulit punggung hitam dan bercorak (kembang) dengan bagian perut putih. Sedangkan untuk Anguilla bicolor mempunyai warna kulit punggung hitam dengan bagian perut berwarna putih kekuningan.
Ikan sidat sudah terpisah secara seksual. Perbedaan fisik antara jantan dan betina dapat terlihat setelah ikan sidat sudah mencapai ukuran dewasa dimana pejantan mempunyai mata lebih lebar dari betina pada ukuran panjang, berat dan usia yang sama.
Similar topics
» Sekilas tentang ikan arwana
» Sekilas tentang ikan cupang
» sekilas tentang ikan Garrafura
» Sekilas tentang ikan louhan
» Sekilas tentang ikan catfish
» Sekilas tentang ikan cupang
» sekilas tentang ikan Garrafura
» Sekilas tentang ikan louhan
» Sekilas tentang ikan catfish
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Sun 26 May 2024, 07:08 by alwansyakir
» 3 Cara memasukan foto
Sun 26 May 2024, 07:01 by alwansyakir
» Terbaru! Update Stock April 2024
Wed 24 Apr 2024, 17:15 by Coral Action
» UPDATE STOCK CORAL Maret 2024- Coralactions - Jakarta Barat
Mon 25 Mar 2024, 14:01 by Coral Action
» Jual Coral Premium - Jakarta Barat
Mon 04 Mar 2024, 18:21 by reefer reefer
» Jual Coral Premium - Jakarta Barat
Thu 29 Feb 2024, 11:02 by Coral Action
» XIV Nano Reef Tank
Wed 24 Jan 2024, 10:03 by XIV
» Advanced topic : Pentingnya Keseimbangan kalsium dan Carbonate dalam reef aquarium
Tue 03 Oct 2023, 05:07 by Dilly ardianwiguna
» Manfish Black Angel
Wed 23 Aug 2023, 12:22 by indra nyimak
» Chemiclean Boyds
Sun 06 Aug 2023, 13:24 by Bali Reef Box
» Our store
Sat 22 Oct 2022, 14:19 by Reef House Banten
» Palmas Senegalus terlihat sakit
Sat 17 Sep 2022, 01:13 by jo
» Tes Kit CA dan KH
Thu 01 Sep 2022, 10:03 by awink76
» Tank belum jadi (Tank belajar..) :D _TOTY IFC-2018
Wed 19 Jan 2022, 22:29 by pitoyop
» We are organising a online live event this Sunday with RedSea chief scientist
Thu 09 Dec 2021, 12:16 by Admin
» Tanya jawab seputar Additives dan Chemistry
Mon 25 Oct 2021, 01:09 by Widi
» Aulonocara di Kolam Tanpa Powerhead
Sat 03 Jul 2021, 18:27 by Mrxlazuardin
» 3 Hasil Tangkapan Ikan Terbesar di Dunia
Fri 11 Jun 2021, 06:32 by sarilegen
» Donut terlepas dari Cangkang
Thu 10 Jun 2021, 10:12 by hermasyah.1972
» Atlas of Fishes - Gobies
Fri 04 Jun 2021, 17:47 by xenkzz
» WTS Coral peliharaan
Sun 23 May 2021, 20:13 by bowo04
» Mencari n.Multifasciatus
Sat 22 May 2021, 11:30 by coktsa
» Dihibahkan akuarium uk 120cm
Sun 18 Apr 2021, 04:54 by landax
» Hibah Lion Fish Cepetan
Sun 18 Apr 2021, 04:53 by landax
» Air Hujan
Wed 10 Mar 2021, 08:30 by Hendra Halim
» XIV's Aquascape Tanks
Thu 04 Feb 2021, 09:46 by Asfur
» TEMPAT BERTANYA NAMA KORAL YANG TIDAK DIKETAHUI
Thu 28 Jan 2021, 18:32 by Dan
» Yuk diskusi tentang air payau dan lingkungan sekitarnya kawan-kawan
Wed 13 Jan 2021, 08:49 by Asfur
» WTS Aquarium cube 30cm, Red Sea AB+ ecer, Auto top off, Skimmer peralatan Reef Aquascape
Thu 07 Jan 2021, 03:06 by sasugadesu
» How to Start Marine Tank - Part 1 : What You Need Before Starting
Mon 28 Dec 2020, 07:33 by Edy siswanto